Nama buku : An Nuru al Khalid Muhammad \ النور الخالد محمد
Pengarang : Muhammad Fathullah Golen
Penerbit :
Cairo: Muassasah Ar risalah – Dar Al Nil
Tahun : 2007
النبي المرسل رحمة
للعالمين
Nabi Rahmatan Lil
‘Alamin
Pada waktu itu
kesesatan dan kedhaliman merajalela dimana-mana, penduduk kota Makkah telah
mengetahui dari para pendeta Yahudi bahwa Nabi akhir zaman akan tiba, waktunya
sudah dekat sekali, bahkan mereka saling memberikan wasiat satu sama lain: “
Bila Nabi sudah muncul, kamu harus cepat-cepat pergi kepadanya dan berimanlah
dengannya!”. Semua ibu dan ayah berharap bahwa Nabi nantinya dilahirkan dari
keturunan mereka, akan tetapi keturunan Nabi haruslah dari keturunan yang
sangat mulia.
Pada masa tersebut,
kehidupan tidaklah mempunyai makna, hati mereka kosong dari iman, seperti yang
telah diberitahukan dalam alquran:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ
يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا [النور : 39]
Segala pikiran, perasaan, dan perilaku semua telah jauh dari makna:
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ
فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ
يَرَاهَا [النور : 40]
Inilah yang disebut masa Jahiliyah, pengertian Jahiliyah disini bukan dalam
artian lawan tiada ilmu, akan tetapi lawan dari tiada tauhid kepada Allah.
Kedatangan Rasulullah merupakan suatu anugerah yang paling besar yang Allah
berikan pada manusia, sebagai Rahmatan lil ‘Alamin. Ini merupakan suatu
kebanggaan ketika seorang Rasul diutus dari kalangan manusia, yang berpikir
seperti mereka, yang punya perasaan seperti mereka. Nah apabila manusia butuh
kepada seorang pemimpin, maka Rasulullah ada sebagai seorang pemimpin, apabila
butuh kepada seorang da’i, maka berikanlah dia mimbar dan Rasulullah lansung
menjadi seorang da’i, dan bilamana butuh kepada seorang jenderal yang memimpin
tentara dimedan perang, maka Rasulullah orang yang paling cocok untuk itu. Jadi
semua kebutuhan dan jawaban yang diperlukan manusia ada padanya, inilah
salahsatu dari sekian makna Rahmatan Lil ‘Alamin.
Dalam kaum Nasrani punya pemahaman yang salah terhadap Nabi Isa Alaihisalam
bahwa Allah telah mengorbankan anaknya sebagai tebusan dosa manusia yang telah
dibuang dari syurga ke bumi ini, dan manusia ini sebagai domba sesat yang penuh
dosa. Pemahaman ini sangatlah sesat dan tidak masuk akal.
Nabi Muhammad diutus kedunia ini untuk memberi penerangan dalam pengertian
seluas-luasnya. Di bangkit dikalangan kaum yang akan menyakitinya dan kaum
tersebut akan menghina dan ingin membunuhnya, dengan hal tersebut Nabi Muhammad
naik menjadi Insan al Kamil dalam makna yang luas.
Benar adanya bahwa Rasulullah lahir dari kalangan Jahiliyah dan berada
diantara mereka dari semenjak lahir sampai umur 50, akan tetapi yang harus
digaris bawahi bahwa beliau tidak berperilaku Jahiliyah, tidak berpikir seperti
Jahiliyah, dan tidak ikut-ikutan menyembah seperti Jahiliyah, dan itu telah
mereka akui kesucian Nabi. Kaum Jahiliyah dimasa itu menjadi saksi kemurnian
Nabi dari perilaku dan kebiasaan mereka. Misalnya anda ingin musafir dan
menitip istri anda, maka dengan tiada ragu, anda bisa menitip pada Nabi
Muhammad, maka hati anda akan tenang selama musafir, begitu amanahnya Nabi yang
Ummy ini.
Semua teman, karabat, bahkan musuhnya sekalipun mengakui kejujuran dan
amanahnya Nabi, andai Nabi naik ke bukit Safa dan membuat pengumuman bahwa ada
seekor kuda keluar dari bukit ini, apakah kalian membenarkan aku?, mereka
menjawab: “ Ya, dan kami tidak ragu itu”. Seluruh penduduk kota sangat
menyakini kejujuran Nabi, tidak ada seorangpun, bahkan Abu Lahab sendiri yang
paling memusuhi Nabi bila ada orang yang mengatakan bahwa Nabi berbohong, dia
tidak akan percaya hal itu.
Nabi Muhammad merupakan Nabi yang tidak pernah berubah perilaku dan
akhlaknya dari semenjak lahirnya sampai wafatnya. Berbeda dengan kita, dalam
satu hari saja lima kali berubah perilaku kita dan niat kita.
Dia menjadi kebanggan seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini dari A
sampai Z. Ini yang merupakan Rahmatan Lil ‘Alamin.
No comments:
Post a Comment